Soal Kasus Dokter Priguna, Gubernur Dedi Mengeluarkan Pernyataan Keras

Dia menegaskan harus ada evaluasi secara menyeluruh mengenai sekolah profesi kedokteran.
Jangan sampai, kata dia, hanya menerima siswa-siswi yang berduit saja.
"Kemudian yang berikutnya ialah mengevaluasi rekrutmen dokter. Jujur deh, hari ini yang masuk kedokteran tuh yang punya duit, pinter aja enggak cukup," ungkapnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita mendukung langkah kepolisian dalam penanganan kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan mahasiswanya.
Unpad ikut prihatin dengan kasus ini dan memastikan tidak memberi toleransi dalam bentuk apa pun pelanggaran yang dilakukan pelaku.
"Sebagai lembaga pendidikan, kami sama sekali tidak akan memberikan ruang bagi terjadinya pelanggaran-pelanggaran, baik yang dilakukan oleh mahasiswa di tempat kerja, tempat praktik, maupun di lingkungan Unpad secara umum," kata Arief melalui keterangan resmi.
Menurutnya, dengan kasus yang menimpa mahasiswa Program Studi Anestesiologi maka yang bersangkutan akan mendapatkan pemutusan studi.
Meskipun belum ada putusan pengadilan, yang bersangkutan sudah terindikasi dan terbukti melakukan tindak pidana, sehingga kami akan segera mengeluarkannya.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti kasus pemerkosaan yang dilakukan dokter residen Priguna Anugerah Pratama di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung.
- Sayangkan Identitas Korban Pemerkosaan Dokter Priguna Bocor, Dedi Mulyadi: Seharusnya Dilindungi
- IDI Jabar Soroti Pengawasan Penggunaan Obat Bius Dokter Residen Priguna
- Cek Kandungan Dosis Obat Bius Dokter Priguna, Polisi Uji Toksikologi Darah Korban
- Polda Jabar Dalami 2 Laporan Baru soal Dokter Cabul Priguna Anugerah
- Pengakuan Dokter Priguna Pelaku Pemerkosaan di RSHS Bandung
- Polisi Selidiki Sumber Obat Bius yang Dipakai Dokter Bejat Priguna