Soal Kenaikan Harga Pupuk, Komentar Politikus PKS Ini Menohok Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS drh Slamet turut berkomentar terkait kenaikan harga pupuk nonsubsidi di awal tahun 2022.
Menurut Slamet, kenaikan harga pupuk tersebut menjadi kado pahit bagi petani pada awal tahun ini dan sekaligus mengindikasikan kacau balaunya kinerja pemerintah tidak bisa mengantisipasi.
“Kenaikan harga pupuk menjadi kado pahit bagi para petani,” ujar Slamet di Jakarta, Selasa (11/1/2022).
Oleh karena itu, Slamet meminta pemerintah harus segera mencarikan solusi agar para petani tidak menjerit.
Dia menilai manajemen pupuk yang dilakukan pemerintah masih kacau dan tidak antisipatif.
Menurutu dia, harga pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan hingga 100 persen pada pekan pertama Januari 2022.
Dia menyebut harga pupuk urea misalnya saat ini tembus Rp 500.000 per sak bahkan di beberapa daerah lebih tinggi dua kali lipat dari harga normal Rp 265.000 per sak.
“Saya berharap apa pun alasan kenaikan pupuk ini, pemerintah segera hadir untuk mencarikan solusinya. Kasihan para petani yang selalu saja menjadi korban yang terus berulang. saat bertanam, pupuk mahal dan saat panenpun, harganya jatuh," pungkas Slamet.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Politikus PKS yang juga anggota Komisi IV DPR RI drh Slamet berkomentar menohok kepada pemerintah terkait kenaikan harga pupuk nonsubsidi pada awal tahun 2022.
Redaktur & Reporter : Friederich
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- Hardjuno Pertanyakan Keseriusan DPR Perihal RUU Perampasan Aset
- Kemenkominfo: Peran Penting Humas sebagai Kunci Sukses Program Pemerintah