Soal Kerancuan Sejarah Pancasila di Buku Ajar Sekolah, Basarah Minta Lemhannas Meluruskan
Hanya saja, lanjut dia, agar generasi muda bangsa tidak bingung dengan begitu banyak informasi di dunia virtual, kepada mereka harus disodorkan penulisan sejarah yang simpel, enak dibaca, dan masuk akal.
"Pertama-tama di buku ajar harus disampaikan sejarah Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya, lalu bagaimana nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai luhur yang berkembang di Nusantara. Ini yang saya maksud penyajian fakta-fakta sejarah secara rasional dan membangkitkan kecintaan pada Pancasila," terang Ahmad Basarah.
Setelah pembaca diharapkan paham tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila digali, Ahmad Basarah mengusulkan tahap kedua agar kepada generasi muda yang kritis itu disodorkan sejarah kelahiran Pancasila secara komprehensif.
Dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPK, lalu rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, hingga sidang PPKI pada 18 Agustus 1945.
"Hanya dengan menjelaskan sejarah kelahiran Pancasila dengan runtut seperti inilah maka sejarah kelahiran Pancasila akan mudah dimengerti dan jauh dari resistensi generasi muda," tandas doktor ilmu hukum tata negara lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu.
Ahmad Basarah mengingatkan dalam meralat buku ajar sekolah itu, hendaknya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya tetap menghormati setiap pelaku sejarah kelahiran Pancasila.
Misalnya, selama ini diketahui dalam versi Nugroho Notosusanto bahwa Muhammad Yamin adalah tokoh yang pertama kali mengusulkan Pancasila dalam sidang BPUPK 29 Mei 1945.
Saat sejarah versi Nugroho ini diralat, dia mengingatkan jangan sampai ketokohan dan peran sejarah Muhammad Yamin terabaikan.
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah meminta Lemhannas meluruskan sejarah lahirnya Pancasila, simak penjelasannya
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala