Soal Kuota Belajar Diisi Aplikasi Berbayar, Indra Charismiadji: Itu Pembohongan Publik
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pendidikan Indra Charismiadji kembali melontarkan kritik kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Kebijakan Nadiem memberikan bantuan kuota internet dinilai tidak sepenuh hati dan terkesan gimik.
"Saya melihat kuota belajar yang digunakan siswa mayoritas diisi oleh aplikasi-aplikasi berbayar. Ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah memberikan gimik agar masyarakat berlangganan aplikasi tersebut," kata Indra yang dihubungi, Minggu (27/9).
Secara tidak langsung, masyarakat digiring untuk belanja online yang nanti bisa mengarah ke APBN/APBD untuk belanja yang sama.
"Ini pembohongan publik namanya. Kok gunakan uang negara untuk kepentingan kelompok tertentu,"ujarnya.
Hal lain yang dikritisi Indra adalah tidak ada komitmen pemerintah maupun provider untuk menjaga kerahasiaan data.
Semua diminta setor nomor HP padahal bisa saja pemerintah memberikan nomor voucher pulsa ke siswa, guru, dosen.
"Ini bahaya dan sangat mengerikan. Kedaulatan bangsa terancam. Saya tidak rela karena ini sama saja menjual bangsa sendiri," katanya.
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengkritisi kuota internet yang dinilainya membohongi publik.
- Ada Misa Agung, 208 Sekolah di Jakarta Belajar Jarak Jauh pada 5 September
- Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Timnas AMIN: Guru Honorer Siap-Siap Tidak Terima Gaji
- Pertanyakan Penahanan Jubirnya, Timnas AMIN: Rp 1 Miliar Tidak Fantastis
- Indra Chrismiadji Ditangkap Jaksa, Timnas AMIN Bakal Beri Pendampingan Hukum
- Jubir Timnas AMIN Indra Charismiadji Ditangkap Aparat Kejaksaan, Ini Kasusnya
- Jubir Timnas AMIN Ditangkap Kejaksaan, Diduga Kasus Pajak