Soal La Nyalla, Fadli Zon: Untuk Apa Buat Pak Prabowo?
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan tidak pernah ada permintaan uang puluhan miliar dari Ketua Umum Prabowo Subianto kepada La Nyalla Mahmud Mattalitti, agar diberikan rekomendasi sebagai cagub Jawa Timur.
(Wow, La Nyalla Mengaku Dipalak Anak Buah Prabowo Rp 170 M)
"Saya kira kalau dari Pak Prabowo tidak ada. Saya tidak pernah mendengar dan menemukan bukti semacam itu," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/1).
Menurutnya, kalau misalnya dipertanyakan kesiapan untuk menyediakan dana pemilu yang digunakan La Nyalla sendiri, itu sangat mungkin. Dia mengatakan, tentu logistik di dalam sebuah pertarungan seperti pilkada sangat dibutuhkan.
"Saya kira bukan untuk Pak Prabowo apalagi Gerindra. Saya kira itu lebih kepada persiapan yang bersangkutan. Misalnya calon yang bersangkutan tidak mempunyai logistik yang cukup menghadapi pilkada yang sangat besar kebutuhan-kebutuhannya," katanya.
Fadli mencontohkan, misalnya di Jatim ada lebih 30 kabupaten, tentu dana yang dibutuhkan cukup besar. Dana itu dipergunakan untuk melakukan pertemuan, perjalanan, konsumsi dan sebagainya.
Belum lagi untuk saksi-saksi dengan jumlah TPS sangat besar, gerakan relawan dan sebagainya. "Jadi saya kira wajar, tapi bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," ujar Fadli.
Jadi, Fadli kembali menegaskan bahwa bukan untuk kepentingan Prabowo. "Tapi, kalau disebut untuk saksi saya kira wajar," katanya.
Fadli Zon angkat bicara soal kabar adanya permintaan uang kepada La Nyalla Mattalitti.
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Menbud Fadli Zon Dorong Kolaborasi Agar Budaya Indonesia Mendunia
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun