Soal Penambahan Usia Pensiun Prajurit, Panglima Singgung Kesiapan Tempur dan Regenerasi

jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebutkan penambahan usia pensiun prajurit kemiliteran di Indonesia, yaitu dengan menyeimbangkan antara kesiapan tempur dan regenerasi kepemimpinan.
Dia berkata demikian saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi I DPR RI membahas Revisi UU TNI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/3).
"Konsisten mempertahankan keseimbangan antara kesiapan tempur dengan regenerasi kepemimpinan TNI," kata Agus, Kamis.
Dia juga mengatakan penambahan usia pensiun mempertimbangkan pula sisi kesejahteraan prajurit dan pengembangan karier.
"Harus berjalan seimbang antara kepastian jenjang karier bagi prajurit muda dan manfaat bagi prajurit senior," ujar eks KSAD itu.
Penambahan usia pensiun prajurit dan perwira militer menjadi pembahasan yang dimasukkan dalam Revisi UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Dalam RUU TNI menyatakan prajurit kelas Tamtama dan Bintara memasuki pensiun ketika berusia masing-masing 56 serta 57.
Prajurit dengan pangkat Letkol dan Kolonel memasuki pensiun ketika berusia masing-masing 58 serta 59.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebutkan penambahan usia pensiun prajurit kemiliteran di Indonesia menyeimbangkan hal ini.
- Bea Cukai dan TNI Memperkuat Sinergi Pengawasan yang Solid di Yogyakarta dan Nunukan
- Perkuat Sinergisitas, Panglima TNI Terima Kunjungan Ketua BPK RI
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia
- Puluhan Ribu Banser Apel Bareng TNI, Addin: Dua Kekuatan Manunggal Indonesia
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda
- Tanjung Priok Catat Zero Accident Selama Operasi Ketupat Jaya 2025