Soal PKI, Luhut: Kita tak Boleh Jadi Bangsa Pendendam
jpnn.com - JAKARTA- Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan mengakui, tidak mudah mengungkap kasus pelanggaran HAM masa lalu. Terutama terkait peristiwa PKI.
"Kami akan lihat sampai mana akan bisa mengungkap. Karena data-datanya saya katakan tadi banyak tidak ada," ujar Luhut di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/9).
Luhut mengaku sudah mengetahui sejumlah LSM yang mengumpulkan para korban dan keluarga korban di kasus itu. Pemerintah, kata dia, juga akan segera bertemu dengan para pihak tersebut.
Salah satu tujuannya untuk membuat rekonsiliasi. Rencana ini, ujarnya, akan dibahas dengan Kejaksaan Agung.
"Saya kira penting untuk masa depan. Saya kira kita ndak boleh menjadi bangsa pendendam, kita harus menjadi bangsa yang berani melihat ke depan menjadi lebih baik," imbuhnya.
Luhut juga kembali menegaskan, rekonsiliasi bukan berarti pemerintah akan meminta maaf pada PKI. Pemerintah, tegasnya, juga tidak disusupi PKI seperti yang diwacanakan sejumlah pihak.
"Tida ada pikiran untuk meminta maaf. Minta maaf pada siapa. Siapa memaafkan siapa, karena kedua pihak kalau boleh dikatakan korban. Jadi saya pikir tidak sampai ke situ. Biarkan kita cari format yang pas untuk selesaikan masalah ini," tandas Luhut. (flo/jpnn).
JAKARTA- Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan mengakui, tidak mudah mengungkap kasus pelanggaran HAM masa lalu. Terutama terkait peristiwa PKI. "Kami
- Pendaki Wanita Asal Bandung dan Rekannya Meninggal di Puncak Carstensz
- Eddy Soeparno: Saya Yakin Presiden Prabowo Berantas Korupsi Sampai ke Akar-akarnya
- Parlementaria Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang PRIA 2025, Selamat
- Medistra Hospital Resmikan Oncology Center, Terobosan Baru Dalam Pelayanan Kanker di Indonesia
- Waka MPR: Pemberdayaan Perempuan Harus Dilakukan untuk Antisipasi Dampak Gejolak Ekonomi
- Penghentian Operasi Sritex Berujung PHK, Wamen Noel Menyoroti Putusan Kurator