Soal Polemik Impor Beras, Rektor IPB: BPS Bisa Sampaikan Data Akurat

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menilai impor beras harus dilihat secara detail melalui otoritas data pada Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal tersebut diungkapkan Arif dalam Webinar Majelis Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) berjudul polemik beras di akhir tahun.
Dia menyebut, data menjadi penting karena berkaitan langsung dengan seberapa besar kebutuhan masyarakat dan kekuatan pangan Indonesia.
"Kami sudah memiliki satu kebijakan bahwa ada sumber data hanya satu, yaitu yang mempunyai otoritas adalah BPS bisa menyampaikan data-data akurat, sehingga apakah perlu impor apakah tidak," kata Arif Selasa (27/12).
Menurut Arif, kebijakan dan keputusan harus berdasarkan data yang akurat.
Karena itu, diperlukan rujukan dan sumber utama dalam setiap mengambil keputusan.
"Karena data ini menjadi sumber untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat, keputusan tepat, maka datanya juga harus tepat," katanya.
Disisi lain, Arif mengajak semua rektor di seluruh Indonesia agar memiliki komitmen penuh dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menilai impor beras harus dilihat secara detail melalui otoritas data pada Badan Pusat Statistik (BPS).
- Wamentan Sudaryono Ingin Ekspor Pertanian ke Eropa Meningkat Agar Petani Sejahtera
- Ini Legasi Nana Sudjana Selama Memimpin Jateng
- Regenerasi Petani Muda, Kementan Resmi Buka PMB Polbangtan dan PEPI 2025
- BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus USD 3,45 Miliar pada Januari 2025
- Mengembangkan Keterampilan Petani Nunukan demi Mewujudkan Swasembada Pangan
- Kabupaten Bulungan Siap Dijadikan Target Sentra Produksi Beras