Soal Politik Dinasti, Anas Minta SBY Beri Contoh
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum setuju dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik praktek politik dinasti.
Pernyataan SBY itu, menurut Anas, menunjukkan SBY membuka ruang untuk meritokrasi politik yakni sistem politik yang memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan.
"Jadi kalau Pak SBY misalnya menyindir atau mengkritik dinasti politik itu saya setuju. Artinya SBY itu setuju ada ruang yang terbuka makin lebar untuk meritokrasi," kata Anas di lapangan dekat Rumah Pergerakan, Jakarta, Selasa (15/10).
Anas menuturkan, dinasti politik bertentangan dengan meritokrasi politik. Sebab, dinasti lebih mengutamakan hubungan darah. Sedangkan, meritokrasi politik lebih mengutamakan prestasi.
Menurut mantan anggota Komisi Pemilihan Umum ini, harus disediakan ruang besar untuk meritokrasi politik dalam era demokrasi modern.
"Kalau beliau (SBY) setuju untuk mempromosikan meritokrasi politik kita semua berharap beliau ada di depan memberikan contoh untuk itu. Jadi itu harapan yang wajar," ujar Anas.
Sejauh ini, ia menilai SBY belum menerapkan meritokrasi politik. Meski begitu, orang nomor satu di pemerintahan Indonesia itu masih memiliki kesempatan untuk mempromosikan meritokrasi politik.
"Sekarang belum. Tetapi belum terlambat untuk Pak SBY berada di depan untuk mempromosikan meritokrasi politik," kata Anas.
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum setuju dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik praktek politik
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis
- Tidak Elok KPK Mencari Kesalahan, Apalagi Merangkai Cerita Demi Menarget Orang