Soal Putusan MA, Zaenal Minta Maaf
Sabtu, 01 Agustus 2009 – 08:03 WIB

MINTA MAAF.Entah Ngeles, atau memang tulus, politisi dari Partai Demokrat Zaenal Maarif meminta maaf kepada sesama caleg yang dikalahkannya di MA. Foto: Dok.pribadi
JAKARTA - Sikap perlawanan partai yang menjadi korban putusan Mahkamah Agung (MA) tentang pembatalan penetapan kursi DPR tahap II makin nyata. Setelah PAN, PKS, dan PPP melaporkan hakim yang menangani kasus tersebut ke Komisi Yudisial (KY), kali ini giliran Partai Gerindra yang menyiapkan sebuah gerakan politik. Sang pemohon uji material kasus tersebut, Zaenal Maarif, menyatakan tak menyangka dampak putusan MA yang membatalkan penetapan kursi tahap II akan begitu besar. Puluhan caleg DPR berpotensi gagal terpilih. "Saya secara pribadi meminta maaf atas yang terkena imbas dari putusan ini," ujar Zaenal di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin (31/7). Caleg Partai Demokrat untuk DPR dari dapil Jateng V itu mengatakan, sebagai warga negara, dirinya hanya menjalankan haknya untuk mengajukan gugatan hukum.
Ancaman itu terjadi apabila Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaksanakan putusan MA. Hingga kemarin, partai yang kelahirannya dibidani mantan Danjen Kopassus Letjen (pur) Prabowo Subianto itu masih merahasiakan bentuk perlawanan tersebut. "Yang pasti akan ada, seperti apa (gerakan politik itu) nantilah. Saat membahas (putusan MA), hawa di internal Gerindra keras," tegas Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani di Jakarta kemarin.
Baca Juga:
Partai Gerindra merupakan salah satu partai yang paling dirugikan. Dari 26 kursi DPR yang berhasil diraih, pasca putusan MA menjadi hanya tersisa 10 kursi.Muzani menegaskan, pihaknya amat kecewa dengan putusan tersebut. "Kami sudah bekerja keras memompa suara di dapil, tiba-tiba dipangkas begitu saja," sesalnya. Menurut dia, putusan MA soal penetapan kursi tersebut merupakan penelikungan dan pembajakan hak politik yang dilakukan atas nama hukum. Dia khawatir, dengan alasan yang sama, setiap orang nanti melakukan gugatan semaunya. "Sejatinya, inilah bentuk teror demokrasi," tegasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Sikap perlawanan partai yang menjadi korban putusan Mahkamah Agung (MA) tentang pembatalan penetapan kursi DPR tahap II makin nyata. Setelah
BERITA TERKAIT
- Begini Instruksi Megawati untuk Kepala Daerah PDIP yang Ikut Retret
- Kepala Daerah dari PDIP Tak Ikut Retret Dianggap Petugas Partai
- Megawati Keluarkan Instruksi Lagi, Khusus untuk Kepala Daerah yang Belum Ikut Retret
- Serap Aspirasi Warga, Alia Laksono Hadiri Musrenbang Kecamatan Duren Sawit
- PDIP Tegaskan Instruksi Megawati Terkait Retret Kepala Daerah
- Jubir PDIP Sebut Megawati Tak Pernah Melarang Kader Ikut Retret