Soal Rekaman Antasari, Jaksa Pasrah ke Hakim
Selasa, 13 Oktober 2009 – 18:22 WIB
JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) bersikap tak ambil pusing dengan anggapan bahwa dakwaan yang disusun Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkesan jadi ajang pembunuhan karakter terhadap mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar. Kejakgung menegaskan bahwa sudah mengantongi cukup bukti yang akan dibeber di persidangan untuk memperkuat dakwaan.
“Orang berpendapat apapun itu wajar, nanti saja sama kita lihat perkembangannya dalam persidangan-persidangan lanjutan,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Didiek Darmanto SH MH, Selasa (13/10).
Malah Didiek menyebut, menjelang pembacaan eksepsi (jawaban) persidangan kedua perkara pembunuhan terhadap korban Nasrudin Zulkarnain, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) pada Kamis (15/10) mendatang jaksa masih menyimpan bukti-bukti yang akan di beberkan dalam persidangan. Salah satunya rekaman yang masuk dalam daftar barang bukti yang disimpan JPU.
Hanya saja Didiek enggan menyebut apakah rekaman itu dalam bentuk suara atau video tentang adegan yang terjadi di kamar 308 Grand Mahakam antara Antasari dan Rani. “Pokoknya, rekaman itu masuk dalam daftar barang bukti. Bentuknya nanti apa tunggu di persidangan. Rekaman itu baru akan diperdengarkan bila dianggap perlu dalam persidangan, untuk meminta tanggapan dari saksi ahli,” terang Didiek.
JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) bersikap tak ambil pusing dengan anggapan bahwa dakwaan yang disusun Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkesan
BERITA TERKAIT
- Program MBG Bukti Presiden Prabowo Berkomitmen Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
- BKD Jabar: 400 Tenaga Non-ASN Belum Mendaftar PPPK Tahap 2
- Cerita Nelayan soal Pagar Laut: Dibangun Swadaya untuk Hadapi Abrasi dan Lindungi Tambak Ikan
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week
- Tenaga Non-ASN Lolos Seleksi PPPK Kota Semarang Tak Seusai Kualifikasi, Waduh!
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel, KPK: Kami Menghormati