Soal Rencana Impor Beras, Begini Penjelasan Mendag
Dia menegaskan, harga beras yang tak terkendali akan membahayakan perekonomian, bahkan mempengaruhi daya beli masyarakat.
Apalagi, lanjut Lutfi, jika para spekulan mencoba “bermain” untuk mengambil keuntungan pada saat pandemi.
"Ini adalah strategi pemerintah untuk memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," kata Lutfi.
Dia menjelaskan, beras yang akan diimpor nanti, rencananya juga tak akan digelontorkan ke pasar pada saat panen raya sekitar April.
Namun akan disimpan dan digunakan untuk menambah cadangan atau iron stock.
Pemerintah saat ini juga memerlukan stok beras untuk keperluan bansos dan menjaga untuk stabilisasi harga beras.
"Jadi tidak dijual serta-merta ketika panen, keputusan kapan iron stock itu mesti keluar harus dimusyawarahkan bersama-sama (antar pemangku kebijakan)," ucap Lutfi.
Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan, meskipun produksi dalam negeri diproyeksi tinggi, namun rencana impor beras sebagai strategi berjaga-jaga maka tetap diperlukan, agar cadangan beras yang memadai. Hal ini penting untuk mengantisipasi risiko terburuk.
Pemerintah memberikan penjelasan terkait rencana impor beras yang akan dilakukan. Simak selengkapnya.
- SPBU di Sleman Ini Curang, Merugikan Konsumen Rp 1,4 Miliar
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Hadiri APEC di Peru, Mendag Perkuat Dukungan Perdagangan Multilateral
- Kemendag Dorong Pengusaha Mikro Ekspansi di Pasar Global lewat 'UMKM BISA Ekspor'
- Bea Cukai Bersama BPOM & Asperindo Gelar FGD Bahas Pengawasan Impor Obat dan Makanan