Soal 'Reshuffle', Ical-Akbar pun Terserah SBY
Jumat, 05 Februari 2010 – 20:54 WIB
JAKARTA - Menanggapi isu yang berkembang terkait akan dilakukan reshuffle Kabinet Idonesia Bersatu jilid II yang baru saja berjalan sekitar 100 hari, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie, juga turut menyatakan bahwa reshuffle itu merupakan hak Presiden sepenuhnya. "Kontrak koalisi tidak ditandatangani oleh (Partai) Demokrat dengan partai-partai koalisi. Tetapi, kontrak ditandatangani Presiden dengan partai-partai. Jadi partai memiliki kewajiban memberikan yang benar kepada Presiden. Sehingga Presiden tak menjadi tersudut karena mendapat informasi yang tidak benar. Itulah suatu koalisi yang baik dan benar," paparnya.
"Kalau bagi kita, orang yang tak benar dan sebagainya itu memang harus di-reshuffle. Karena kalau orang yang seperti itu, bukan hanya dari Presiden saja yang mau reshuffle. Kita dari partai juga mengusulkan untuk diganti," demikian dikatakan Aburizal - yang kerap disapa Ical - kepada wartawan, sebelum memberikan kata sambutan dalam acara Diklat Kader Golkar di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (5/2).
Baca Juga:
Ketika disinggung mengenai elemen partai koalisi di Pansus yang disebut-sebut tak mendukung pemerintah, Ical mengatakan bahwa kesepakatan koalisi itu adalah untuk membuat suatu pemerintah yang baik. Karena itu katanya, yang paling baik bagi anggota koalisi di Pansus, justru adalah memberikan sesuatu yang paling benar bagi Presiden.
Baca Juga:
JAKARTA - Menanggapi isu yang berkembang terkait akan dilakukan reshuffle Kabinet Idonesia Bersatu jilid II yang baru saja berjalan sekitar 100 hari,
BERITA TERKAIT
- Pram-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024, Ganjar Pranowo Bilang Begini
- Pilgub NTB: Pasangan Ini Mengeklaim Menang, Lihat Datanya
- 4 Penyebab Kekuasaan PKS Berakhir di Kota Depok
- Perempuan Bangsa Siap Go Public, Bukan Untuk NU Saja
- Paslon Muda Fenomenal di Cilegon, Robinsar-Fajar Kalahkan Petahana dan Ketua DPRD
- Pilkada Muba 2024, Toha-Rohman Unggul