Soal Restrukturisasi Pertamina, Pegamat UGM Bilang Begini

Soal Restrukturisasi Pertamina, Pegamat UGM Bilang Begini
Pertamina. Foto Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Restrukturisasi Pertamina dinilai sudah tepat dilakukan. Selain membuat BUMN tersebut bergerak lebih lincah, menurut Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi restrukturisasi juga merupakan tuntutan sebagai industri migas dunia.

“Hampir semua perusahaan migas dunia sudah membentuk subholding, antara lain Total, Chevron, Premier Oil, dan bahkan Petronas. Pertamina harus mengikuti supaya tidak tertinggal dan bisa meningkatkan daya saing,” tutur Fahmy.

Menurut Fahmy, kompleksnya tantangan, membuat industri energi global dituntut untuk bisa membuat keputusan yang cepat dan akurat, namun tetap sesuai garis kebijakan perusahaan.

Misal terkait eksplorasi, investasi, atau jika di lapangan menghadapi kendala yang harus segera diputuskan dengan segera. Dan keberadaan subholding, bisa membuat perusahaan mengambil keputusan dengan cepat, karena tidak membutuhkan birokrasi yang panjang dan lama.

“Ini yang dilakukan perusahaan-perusahaan migas dunia. Keberadaan subholding membuat mereka lebih efisien karena bisa mengambil keputusan cepat. Sebab, kebanyakan perusahaan besar memang lamban. Padahal kelambanan akan berdampak pada biaya,” urai Fahmy.

“Begitu pula dengan restrukturisasi Pertamina. Pembentukan subholding diharapkan akan membuat mereka lebih lincah dalam pengambilan keputusan dalam corporate action,” serunya.

Selain membuat lebih lincah, menurut Fahmy, pembentukan subholding juga menjadikan Pertamina sebagai holding juga lebih efisien.

Sebab, masing-masing subholding akan menangani beberapa anak usaha sejenis, sehingga bisa disinergikan dan menghindari over lapping. Misal antara PGN dan Pertagas. Begitu pula antara PHE dan Pertamina EP.

Pembentukan subholding Pertamina diharapkan akan membuat mereka lebih lincah dalam pengambilan keputusan dalam corporate action.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News