Soal Rumor Bobby Nasution Mau Ambil PSMS Medan, Begini Reaksi Edy Rahmayadi
Ia mengaku pertama kali memegang PSMS Medan saat menjabat Pangdam I/BB atau sekitar tahun 2015 lalu. Di mana saat itu terjadi dualisme kepengurusan atau managemen.
Tak sampai di situ, banyak kendala ketika mengambil alih PSMS Medan. Sejumlah sponsor yang ingin bekerja sama dengan terpaksa undur diri, akibat adanya gugatan penggunaan logo klub, yang akhirnya harus diputuskan di pengadilan.
"Tahun 2015 PSMS ini saya ambil paksa. Kalian tahu enggak, tahun 2015 saya sebagai apa? Pangdam. Saya Pangdam, Saya duduk kan, begini, PSMS saya ambil. Dilaporkan lah saya ke polisi segala macam," ungkapnya.
Di awal mengurusi PSMS, Edy mengaku tak sedikit dana yang ia kucurkan untuk tim kebanggaan warga Kota Medan itu.
Bahkan ia menyebut, karena PSMS sudah berstatus Perseroan Terbatas (PT), maka ia pun memiliki 51 persen saham, sisanya diberikan kepada pihak yang peduli dengan klub tersebut.
"Di awal habis Rp 6 miliar, bayar ini, bayar laundry, tiket pesawat, gaji pemain," sebut Edy.
Perlahan, PSMS pun akhirnya promosi ke Liga 1 2018, setelah berhasil menjadi runner up, usai kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya di Final Liga 2 tahun 2017.
"Saya Pangdam masuk ke Liga 1. Berangkat saya ke Jakarta. Segala macam lah. Masuk lagi ke Liga 2. Turun lagi," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
PSMS Medan gagal lolos ke Liga 1. Suara evaluasi total managemen tim berjuluk Ayam Kinantan itu pun terus mencuat.
- Dipecat PDIP, Gibran Merespons
- Respons Gibran Seusai Dipecat PDIP: Kami Menghargai & Menghormati Keputusan Partai
- Daftar 27 Kader yang Dipecat PDIP, Ada Jokowi hingga Effendi Simbolon
- Jokowi & Gibran Baru Dipecat, PDIP Tak Mau Ada Narasi Jahat
- PDIP Ungkap Alasan Pecat Gibran bin Jokowi dan Bobby Nasution, Ternyata
- Komarudin Umumkan Pemecatan Jokowi, Lihat Tokoh PDIP yang Menemani