Soal Sampang, Pimpinan MPR Khawatirkan Tindakan Balasan
Senin, 27 Agustus 2012 – 18:31 WIB
Dijelaskannya, kasus di Sampang bukan lagi persoalan kecemburuan sosial ekonomi. Hajri menyebut kasus tersebut sudah mengarah pada berkembangnya budaya intoleransi dan kekerasan terhadap kelompok minoritas di suatu kawasan.
"Suatu kelompok atau jamaah bisa saja mayoritas di suatu daerah, tetapi minoritas di daerah lain. Kalau suatu saat salah satu kelompok yang minoritas di suatu daerah menjadi korban penyerangan kelompok lain, padahal di daerah lain mereka mayoritas, apa jadinya bangsa ini?" imbuh Hajri.
Tokoh muda Muhammadiyah yang juga politisi Golkar itu menilai tindak kekerasan oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya merupakan ancaman terhadap kewibawaan negara. Karenanya, kata Hajri, pelaku kekerasan di Sampang harus diproses hukum.
"Ini murni urusan hukum, urusan pidana kekerasan, di mana pelaku kekerasan harus diproses secara hukum. Bukan urusan agama lagi karena sejak lama agama dianggap urusan pribadi dan tokoh-tokoh agama dipinggirkan. Bahkan ada tendensi berkembangnya pandangan dan sikap di kalangan masyarakat untuk merendahkan institusi-institusi keagamaan," ungkap Hajriyanto.(fas/jpnn)
JAKARTA - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengecam tindak kekerasan oleh kelompk warga terhadap kaum Syiah di Desa Nangkrenang, Kecamatan Omben,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Partai Garda Punya Logo Baru, Ahmad Ridha Sabana Ungkap Maknanya
- Afriansyah Noor Tegaskan Siap Maju jadi Caketum PBB, Singgung Nama Yusril
- Menjelang Muktamar PBB, Bang Ferry Diunggulkan Jadi Ketua Umum
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah ke-52 PDIP, Darmizal: Sikap Terpuji, Patut Jadi Contoh
- Ikhtiar Taruna Merah Putih Memikat Anak Muda Melalui Logo Baru
- DPR Mendukung Pemerintah untuk Tingkatkan Produksi Garam Lokal