Soal Selang Cuci Darah di RSCM, Fadli Zon: Itu Ada Masukan
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membela calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang dipersoalkan karena menyebut selang cuci darah di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat dipakai berulang-ulang atau hingga 40 kali.
Fadli mengatakan, Prabowo menyampaikan itu tentu berdasar masukan dan laporan dari masyarakat.
“Saya kira itu ada masukan, yang mungkin ada saja yang apa namanya, yang digunakan ulang, begitu. Jadi, saya kira masukan-masukan, laporan-laporan dari masyarakat begitu,” kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Jumat (4/1).
Wakil ketua DPR itu memastikan tentu saja tidak ada maksud lain dari Prabowo, kecuali menyampaikan apa yang menjadi masukan dan laporan dari masyarakat yang mungkin mendapatkan informasi yang kurang tepat.
Namun, Fadli berujar, Prabowo menyuarakan itu sebetulnya sebagai bentuk kepedulian agar persoalan kesehatan dan pelayanan kepada masyarakat betul-betul serius diperhatikan oleh pemerintah.
“Pak Prabowo menyuarakan itu sebetulnya adalah concern bagaimana kesehatan itu harus betul-betul serius,” ujar Fadli.
Misalnya, dia mencontohkan, masalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pelayanan kepada masyarakat yang sakit dengan fasilitas-fasilitas yang ada juga harus serius.
Prabowo, kata dia, juga concern kepada persoalan dokter-dokter yang merasa di eranya BPJS sekarang ini, mereka kurang mendapatkan remunerasi yang sepadan.
Menurut Fadli Zon, omongan Prabowo Subianto soal selang cuci darah di RSCM digunakan berulang kali hingga 40 kali, berdasar masukan dari masyarakat.
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Puluhan Tahun Bereng Prabowo, AKA Yakin Programnya Bersama Ahmad Ali Akan Terealisasi
- Menbud Fadli Zon Dorong Kolaborasi Agar Budaya Indonesia Mendunia
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun