Soal Skandal di Produk MinyaKita, Legislator PDIP Mengkritisi Pengawasan Kemendag

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menganggap tata kelola minyak goreng di Indonesia amburadul karena banyak ditemukan persoalan seperti terjadi kelangkaan, biaya jauh di atas harga eceran tertinggi, hingga pengoplosan MinyaKita jadi barang premium.
Dia menganggap amburadulnya tata kelola minyak goreng ditambah dengan temuan kasus produk MinyaKita tak sesuai takaran.
"Ditemukan minyak goreng tidak sesuai takaran yang seharusnya satu liter, kenyataannya hanya memiliki volume 750 hingga 800 milimeter hanya menambah daftar amburadulnya pengelolaan MinyaKita," kata Anam melalui layanan pesan, Senin (10/3).
Belakangan ini terkuak takaran produk MinyaKita tak sesuai dengan kemasan setelah sidak yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Pasal Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3).
Menurut Anam, produk MinyaKita yang tak sesuai takaran bukan hanya ditemukan Amran. Sejumlah netizen lebih dahulu mengunggah informasi itu di media sosial.
Legislator Fraksi PDI Perjuangan itu pun curiga pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah mengetahui kabar produk MinyaKita tak sesuai takaran.
"Saya curiga, sebenarnya pihak yang berwenang yaitu Kementerian Perdagangan sudah tahu, lah, itu berseliweran, kok, di medsos sebelum ditemukan Menteri Pertanian," ujar Anam.
Dari situ, dia menduga pengawasan Kemendag begitu lemah untuk mencegah beredarnta produk MinyaKita yang tak sesuai takaran ke rakyat.
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam pengawasan Kemendag lemah untuk mencegah beredarnta produk MinyaKita yang tak sesuai takaran.
- Legislator PDIP Minta Kemendag Tarik MinyaKita yang Tak Sesuai Takaran
- Abraham Sridjaja Pastikan Perluasan Peran TNI di Jabatan Sipil Tidak Sembarangan
- Heboh Kasus MinyaKita, Legislator PKB Singgung Soal Pengawasan
- MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Legislator PKB: Ini Penipuan dan Pelanggaran Serius
- Mentan Temukan Hal Mengejutkan saat Sidak Bahan Pangan di Pasar Lenteng Agung, Jaksel
- Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian