Soal Slogan No Viral No Justice, Puan Tuntut Sisi Responsif Negara

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta negara responsif dan hadir di tengah rakyat agar tidak muncul persepsi hal yang disebut sebagai No Viral and No Justice.
Dia berkata demikian dalam pidato di Sidang Bersama DPR dan DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Awalnya, Puan dalam pidato nenyebut praktik politik di Indonesia saat ini berkembang yang namanya demokrasi wacana menggunakan media sosial.
"Media sosial menjadi salah satu kekuatan utama dalam demokrasi wacana, membangun opini, dan persepsi," kata Puan, Jumat.
Putri Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri itu mengatakan persepsi muncul melalui media sosial, termasuk mengangkat dan merendahkan citra seseorang.
"Orang yang baik dapat dipersepsikan menjadi orang yang jahat, begitu juga sebaliknya orang yang jahat dipersepsikan menjadi orang yang baik," ujar Puan.
Dia menyebutkan demokrasi wacana bukan kebebasan tak terbatas, karena dibatasi oleh hak menjamin warga negara lain.
Oleh karena itu, lanjut Puan, negara perlu berperan menjamin hak berdemokrasi yang sama bagi semua warga negara.
Ketua DPR RI Puan Maharani meminta negara responsif menyikapi persoalan rakyat agar tidak muncul slogan No Viral and No Justice.
- Soal Teror Terhadap Tempo, Puan Harap Polisi Buka Penyelidikan
- Soal Restu PDIP untuk Junimart Jadi Dubes RI, Deddy: Silakan Tanya ke Mbak Puan
- RUU TNI Disahkan Meski Banyak Protes, Idrus Golkar Singgung Sosialisasi
- Ratusan Mahasiswa di Bandung Tolak Pengesahan UU TNI, Sampaikan Kekhawatiran
- Munafrizal Manan: Isu RUU TNI Timbulkan Pelanggaran HAM Terlalu Dipaksakan
- Puan Ungkap Tiga Substansi RUU TNI, Singgung Penambahan Tugas Pokok Instansi Militer