Soal Subsidi Kendaraan Listrik, Luhut: Kita Sedang Hitung dan Bicarakan
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa besaran subsidi bagi kendaraan listrik di Indonesia tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain.
Luhut mengatakan bahwa saat ini, pemerintah tengah menghitung dan membahas subsidi untuk kendaraan listrik tersebut.
"Kita sedang hitung dan bicarakan. Kita membangun ekosistem. Berapa banyak subsidi? Kita tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain, karena itu akan merugikan Indonesia," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (13/12).
Luhut mengatakan bahwa Thailand dan Vietnam menjadi tolok ukur (benchmark) terkait subsidi atau insentif untuk kendaraan listrik.
"Jadi, kita jangan sampai kalah, ini tidak boleh dilihat hanya satu sisi namun harus dilihat secara komprehensif," katanya.
Penggunaan kendaraan listrik menimbulkan berbagai dampak positif, salah satunya mampu memperbaiki kualitas udara menjadi lebih bersih.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah sedang mengkaji berbagai aspek untuk memberikan insentif bagi transisi dan konversi mobil, motor, dan angkutan umum dari konvensional ke berbasis listrik.
Pemerintah terus menerus melakukan rapat tentang pengembangan mobil listrik ini. Bagaimana memikirkan tentang insentif agar Indonesia nanti jangan hanya menjadi market di kawasan Asia. Indonesia menuju kepada penyesuaian lingkungan itu.
Luhut mengatakan bahwa Thailand dan Vietnam menjadi tolok ukur (benchmark) terkait subsidi atau insentif untuk kendaraan listrik.
- Ahli BRIN Mengingatkan Soal Pentingnya BMS Untuk Kendaraan Listrik
- AISI Soroti Tantangan Penetrasi Kendaraan Listrik di Indonesia
- PLN Dorong Mahasiswa Menguasai Pengembangan Kendaraan Listrik
- Electricity Connect 2024: Harapan Generasi Muda untuk Kemajuan Kendaraan Listrik Indonesia
- Menko Airlangga Bahas soal Insentif Kendaraan, Lalu Sebut Nama Sri Mulyani
- Hyundai Initium, Mobil Bertenaga Hidrogen Akan Dirilis Tahun Depan