Soal Temuan BPK Terkait Kas Kemenhan ke Rekening Pribadi, Pak Beni Bilang Begini

Soal Temuan BPK Terkait Kas Kemenhan ke Rekening Pribadi, Pak Beni Bilang Begini
Kementerian Pertahanan. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis menuturkan, atase pertahanan (Athan) di luar negeri memiliki fungsi diplomasi pertahanan, sekaligus mencari informasi.

Fungsi tersebut yang pada praktik lapangan tak sedikit memakan anggaran.

"Jadi biaya operasional di lapangan, bisa saja ada yang tidak terduga, tetapi mestinya sudah ada alokasi untuk dana kontijensi yang cukup besar," tutur Beni, Selasa (21/7).

Dia menerangkan, sebenarnya ada dana operasional yang dimiliki tiap Athan. Namun, dia meminta untuk dilihat dahulu setiap kasus dana operasional itu.

"Makanya ketika ada tranfer ke rekening pribadi, yang jadi pertanyaan apakah transfer tersebut untuk mengganti reimbursement dana dari sumber lain atau untuk membiayai operasional lainnya," kata Beni.

Menurutnya, kondisi seperti itu tak hanya terjadi di Kemenhan saja. "Soal alokasi khusus hampir semua departemen atau kementarian ada alokasi itu baik tingkat Menteri, Sekjen, Dirjen," ucap dia.

Sementara itu, Pengamat Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan, Athan mempunyai tugas yang menuntut bisa berkonsultasi dengan duta besar atas segala persoalan. Terutama, yang berkaitan dengan kebijakan militer, pertahanan, dan keamanan.

"Selain juga melapor kepada Panglima TNI dan Kemenhan tentang semua perkembangan dari kebijakan pertahanan negara dia ditempatkan," jelas Connie.

Belakangan ini biaya operasional Athan mulai ramai diperbincangkan setelah temuan BPK terkait aliran dana pengelolaan kas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ke rekening pribadi sebesar Rp48 miliar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News