Soal Terminal, Duet Bogor Masih Adu Gengsi

Soal Terminal, Duet Bogor Masih Adu Gengsi
Soal Terminal, Duet Bogor Masih Adu Gengsi

"Sebaiknya pemkab mengkaji ulang rencana itu,” kata anggota DPRD Kabupaten Bogor Teuku Hanibal.

Ia menilai, tujuan kerja sama yang diajukan Walikota Bima Arya terlalu dini. Terminal Laladon itu, lanjutnya, merupakan salah satu proyek kebanggaan warga Kabupaten Bogor. “Silakan saja Bubulak dihapus, tapi apa DPRD-nya setuju?” katanya.

Ia mengatakan, sebaiknya kerja sama antara pemkot dan pemkab dibatalkan. Sebab, menurutnya kedua belah pihak masih menunjukkan egonya masing-masing. Kata dia, lebih baik kedua pemerintah menata daerahnya masing-masing terlebih dahulu. “Sebaiknya rencana pemerintah untuk bekerja sama diurungkan saja, lebih baik mengurusi wilayah masing-masing,” kata Teuku Hanibal.

Selain itu, Teuku menjelaskan, masih banyak masalah yang harus dihadapi jika kerja sama antara kedua daerah tersebut tetap dilanjutkan. Salah satunya, keterkaitan pihak ketiga yang akan mengambil keuntungan dari proses realisasi kerja sama kedua belah pihak.

Sekadar mengingatkan bahwa perseteruan antara Pemkot Bogor dengan Pemkab Bogor terkait dua terminal itu terjadi sejak 2002 silam.  
Ketegangan dimulai saat rencana pengoperasian Terminal Penumpang Tipe C di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Saat itu, pemkot yang dipimpin Walikota HR Iswara Natanegara sudah mendapat restu dari Gubernur Jawa Barat R Nuriana (saat itu) berkaitan Terminal Bubulak, termasuk masalah perubahan rute dan trayek angkot AKDP.

Namun, dua tahun kemudian, Pemkab Bogor yang saat itu dipimpin Bupati Agus Utara Efendi (alm) juga membangun Terminal Laladon. Terminal Laladon dibangun di lahan seluas 1 hektare di lokasi eks Kantor Perikanan, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Lokasi terminal itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari Terminal Bubulak, Kota Bogor.  

Padahal, seharusnya, dengan adanya terminal batas kota itu bertujuan mengurai kemacetan. Karena, dengan hadirnya terminal itu bisa memangkas  angkot menuju Kota Bogor.

Namun, dengan adanya dua terminal di lokasi yang berdekatan malah membuat penumpang bingung. Kehadirannya malah berbuah polemik. Meski begitu, kehadiran Terminal Laladon lebih mendapat tempat di mata masyarakat. Sedangkan, Terminal Bubulak kurang mendapat respons baik dari masyarakat maupun pengendara angkutan umum yang enggan masuk terminal ini.(rp6/c)


BOGOR- Pembangunan dua terminal di batas kota yakni Terminal Bubulak dan Laladon sudah 12 tahun berlalu. Namun, nuansa persaingan antara pemkot dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News