Soal Tuyul, Tuak, dan Wine Bersertifikat Halal, Begini Penjelasan MUI
jpnn.com - JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak bertanggung jawab atas klaim halal dari pihak produk pangan tuyul, tuak, beer, serta wine.
Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengatakan pihaknya sudah mengonfirmasi, mengklarifikasi, dan mengecek perihal tersebut, setelah beredarnya video terkait produk tersebut yang mendapat sertifikat halal BPJPH Kementerian Agama.
Asrorun menyebutkan dari hasil investigasi dan pendalaman, terkonfirmasi bahwa informasi tersebut valid.
"Produk-produk tersebut memperoleh sertifikat halal dari BPJPH melalui jalur self declare, tanpa melalui audit Lembaga Pemeriksa Halal, dan tanpa penetapan kehalalan melalui Komisi Fatwa MUI," katanya, Selasa (1/10).
Asrorun menjelaskan nama-nama produk tersebut tidak dibenarkan sesuai standar fatwa MUI.
"Penetapan halal tersebut menyalahi standar fatwa dan tidak melalui Komisi Fatwa MUI. Karena itu MUI tidak bertanggung jawab atas klaim kehalalan terhadap produk-produk tersebut," ujar Asrorun.
Dia menjelaskan diperoleh informasi bahwa produk tersebut valid, punya bukti jelas terpampang dalam situs BPJPH dan diarsipkan oleh pelapor.
Namun, belakangan nama-nama produk tersebut tidak muncul lagi di aplikasi BPJPH.
MUI mengungkap temuan produk pangan tuyul, tuak, beer, serta wine yang mendapat sertifikat halal BPJPH Kementerian Agama.
- 12 Cabang Ayam Gepuk Pak Gembus di Malaysia Miliki Sertifikat Halal dari Jakim
- Zakat Dipakai untuk Membiayai Makan Gratis? Saleh: Perlu Kajian dan Pendapat Ulama
- MUI Perkuat Dukungan Kemanusiaan untuk Rakyat Palestina
- Pemprov Sumut & MUI Teken Piagam Kesepahaman Pembangunan Masyarakat Maju, Berakhlak
- Produsen Permen Yupi Gandeng BPJPH Mengedukasi Publik soal Produk Halal
- Sikap MUI Terhadap Pemotongan Durasi Masa Tinggal Jemaah Haji, Singgung soal Subsidi