Soal UN Kurang, Bupati Salahkan Kemendikbud

Soal UN Kurang, Bupati Salahkan Kemendikbud
Soal UN Kurang, Bupati Salahkan Kemendikbud
BUPATI Tasikmalaya H Uu Ruzhanul Ulum akan melaporkan ke Kemendiknnas tentang adanya soal ujian nasional (UN) yang kurang dan kelebihan satu bundel saat hendak pelaksanaan ujian, karena akibat kurangnya soal membuat jadwal pelaksanaan UN molor.

Hasil dari peninjauan UN di SMAN I Singaparna, kata Uu, ada kekurangan soal. Jumlah ruangan yang digunakan UN ada 18 ruangan. Antara lain 10 ruangan untuk murid IPA dan 8 ruangan untuk murid IPS. Khusus untuk IPS soal bahasa indonesia hanya ada 7 bundel. Seharusnya 8 bundel. Sedangkan soal Bahasa Indonesia untuk IPA ada 11 bundel seharusnya 10 bundel.

”Jadi di ruang 13 (kelas XII IPS) seharusnya soal untuk IPS, tetapi ini malah soal untuk IPA,” ungkapnya kepada wartawan usai meninjau UN perdana di SMAN I Singaparna, Senin (15/4).

Adanya kekurangan dan kelebihan satu bundel soal itu, kata dia, bukan kesalahan dari pemerintah daerah. Tetapi kesalahan dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemerintah daerah dalam hal ini sektornya Dinas Pendidikan hanya mendistribusikan soal UN ke sekolah-sekolah. Karena soal UN sudah disegel tidak bisa dibuka dan sudah didrop langsung pemerintah pusat. ”Saya akan melapor ke pemerintah provinsi atau pun pusat karena ini sudah ada keteledoran,” papar dia.

BUPATI Tasikmalaya H Uu Ruzhanul Ulum akan melaporkan ke Kemendiknnas tentang adanya soal ujian nasional (UN) yang kurang dan kelebihan satu bundel

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News