Soal Urusi Napi, Pak Harto Dinilai Lebih Manusiawi
Senin, 22 Juli 2013 – 19:49 WIB

Soal Urusi Napi, Pak Harto Dinilai Lebih Manusiawi
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara, Irman Putrasidin menilai keinginan menimbulkan efek jera dalam penegakkan hukum termasuk dengan menjadikan penjara sebagai tempat penyiksaan narapidana terbukti mendorong masyarakat untuk main hakim sendiri. Menurutnya, dari situlah masyarakat terigerak untuk membakar pencopet dan menghakimi sendiri pelaku tabrakan lalu-lintas. Bahkan, lanjut Irman, dalam konsideran UU Pemasyarakatan itu ditegaskan bahwa penjara bertentangan dengan UUD 45. Ia pun mengatakan, semestinya vonis majelis bukan lagi memerintahkan pemenjaraan, tetapi melakukan pembinaan melalui lapas. "Selama di Lapas, jangan cabut hak-hak pribadi napi. Yang boleh dibatasi itu hanya hak-hak kebebasannya," katanya.
Menurut Irman, paradigma efek jera jangan dipelihara terus-menerus karena pada akhirnya akan membenci orang secara permanen. "Negara melindungi segenap warga negara. Makanya terhadap yang divonis salah oleh pengadilan, negara wajib mengurusnya agar mereka berubah menjadi baik," ungkap Irman dalam diskusi di gedung DPR RI, Senin.
Baca Juga:
Lebih lanjut Irman mengatakan, keinginan menjadikan penjara lebih manusiawi justru muncul di era Presiden Soeharto. "Makanya di era Orde Baru, Soeharto menghentikan konsep penjara dan dirubah jadi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) melalui nomor UU 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat hukum tata negara, Irman Putrasidin menilai keinginan menimbulkan efek jera dalam penegakkan hukum termasuk dengan menjadikan
BERITA TERKAIT
- Usut Kasus Gratifikasi di DJP, KPK Periksa Sejumlah Bos Perusahaan
- Prabowo, SBY, dan Jokowi Tekan Bersama Tombol Peluncuran Danantara
- Usut Kasus Korupsi Perkeretaapian, KPK Panggil Ibu Rumah Tangga hingga Pengusaha
- Tak Banyak Kader PDIP Ikut Retret di Magelang, Hubungan Pusat & Daerah Tetap Aman?
- Menteri Investasi Rosan Roeslani Jadi Kepala Danantara, Erick Thohir Sebagai Pengawas
- Usut Kasus Kredit PT BPR Bank Jepara Artha, KPK Periksa Sejumlah Saksi