Soal Video Bantuan Rp 1,5 Miliar untuk Pekerja Migran Indonesia, BP2MI Tegaskan Itu Hoaks

Deepfake bekerja dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin, seperti jaringan saraf tiruan, untuk "belajar" dari data wajah dan suara seseorang dan kemudian mereproduksi mereka dalam situasi yang berbeda.
"Jadi perlu kami tegaskan BP2MI tidak pernah memberikan sejumlah uang sebagaimana video yang beredar dan apabila masyarakat menemukan video atau informasi serupa maka dipastikan bahwa hal tersebut adalah hoaks," tegas Wahyuningrum.
Dia pun mengimbau kepada para pekerja migran Indonesia untuk berhati-hati terhadap informasi mencurigakan yang berisi penipuan melalui akun palsu yang mengatasnamakan BP2MI.
"Informasi seputar Pekerja Migran Indonesia hanya dapat diakses melalui akun resmi BP2MI," imbuhnya.
BP2MI sebagaimana mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia tidak akan berhenti untuk terus berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dengan kementerian/lembaga terkait, baik Polri, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk terus memerangi hoaks yang bisa merugikan para pekerja migran. (mar1/jpnn)
Kepala Biro Hukum dan Humas BP2MI Hadi Wahyuningrum menegaskan video bantuan Rp 1,5 miliar untuk pekerja migran Indonesia adalah hoaks
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
- Wilayah Ini jadi Sasaran Program ESG Telkom
- Bank Mandiri Group Bagikan Ribuan Santunan Ramadan di Seluruh Indonesia
- IWAKK Walet Emas Bekasi Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Jatiasih
- Bank DKI Salurkan 7.000 Kilogram Beras dan Paket Sembako ke Korban Banjir Bekasi
- Gubernur Herman Deru Tegaskan Siap Bantu Pemkab OKI Membangun Infrastruktur Jalan
- Ketika Jenderal Bintang Dua Terenyuh Hati Melihat Warga Disabilitas di Tengah Banjir