Soal Wacana Cek Saldo Berbayar di ATM Link, YLKI: Kebijakan Eksploitatif!
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menolak wacana pembebanan biaya pada proses penarikan dan pengecekan saldo di ATM Link.
"Kebijakan eksploitatif! Pihak perbankan berdalih demi kenyamanan nasabah, Kenyamanan apanya? Memang ada surveinya? Aneh bin Ajaib," ujar Tulus saat dikonfirmasi JPNN.com, Sabtu (22/5).
Tulus menyebut perbankan melakukan klaim sepihak dan mengatasnamakan konsumen.
"Klaim yang paradoks," tegas Tulus.
Menurutnya, pembebanan biaya saat transaksi di ATM Link tidak adil bagi konsumen. Hal itu karena setiap bulan nasabah sudah dibebankan biaya administrasi sebesar kurang lebih Rp 14 ribu per akun tabungan.
Belum lagi, lanjut Tulus, biaya lain seperti pajak.
"Makin lama uang nasabah akan habis dimakan administrasi. Nabung mau untung atau buntung?" ucap Tulus.
"Apa gunanya simpan uang di bank, lebih baik di kasur saja," ujar Tulus Abadi.
Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menolak wacana pembebanan biaya pada proses penarikan dan pengecekan saldo di ATM Link.
- YLKI Minta Konsumen Gunakan Medsos Sebagai Cara Terakhir
- YLKI Minta Konsumen Jangan Buru-Buru Viralkan Keluhan di Medsos, Ini Cara yang Tepat
- Kepercayaan Masyarakat Meningkat, ATM Link Sabet Penghargaan Top Brand 2024
- Pakar Sebut Ancaman Bromat dalam AMDK Nyata
- YLKI & BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di AMDK
- Aktivis Lingkungan Sebut Kemasan Plastik Sekali Pakai Timbulkan Masalah Baru