Sodiq Amin

Oleh: Dahlan Iskan

Sodiq Amin
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Mungkin karena masih merasa terlalu muda, Zardari tidak bersaing untuk merebut kursi perdana menteri. Ia pilih mendukung Shehbaz Sharif dari Punjab.

Provinsi Punjab selalu dikuasai partai PMN-N milik keluarga Nawaz Sharif.

Imran tidak mendapat tempat di dua provinsi utama itu. Ia orang Pashtun, meski lahir di Lahore, ibu kota Punjab. Waktu Imran jadi anggota DPR dapilnya memang Mianwali, masih masuk Punjab, tapi distrik ini di perbatasan Boluchistan –provinsi miskin yang suku Pashtunnya dominan.

Maka di Pakistan itu, Sindh milik Bhutto. Punjab milik Sharif. Dan Imran hanya mungkin kebagian tempat di Balochistan. Tragisnya, yang kemarin la shodiqon wala aminan itu justru dari sana.

Masih ada satu provinsi lagi di Pakistan. Terlalu kecil untuk jadi basis politik: Khyber.

Bahwa mereka bersembunyi di Sindh House - -dalam istilah politik di Indonesia disebut ''dikarantina''–  itulah yang mencurigakan: mereka pasti telah dibeli. Atau dipaksa. Agar Imran jatuh.

Tentu, waktu itu, wartawan mengejar mereka ke tempat persembunyian itu. "Memangnya kami ini anak-anak kok bisa dipaksa," kata mereka.

"Apakah kalian akan memberikan suara ke blok oposisi?" tanya wartawan Pakistan saat itu.

Sudah diputuskan: Sri Lanka tidak bisa membayar utang. Sabtu lalu. Terserah mau diapakan. Perdagangan saham pun dihentikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News