Sodiq Amin
Oleh: Dahlan Iskan
"Kami akan memberikan suara sesuai hati nurani," jawab mereka, diplomatis.
Jarak antara perumahan parlemen dan Sindh House itu hanya 2 km. Kota Islamabad memang tidak besar –sengaja dibangun hanya untuk ibukota baru. Lokasinya sedikit di luar kota Rawalpindi –ibukota lama.
Waktu itu pengikut Imran pun tahu di mana pembelot itu bersembunyi. Masa Imran berusaha mendatanginya. Tidak bisa masuk. Hanya bisa teriak-teriak di luar pagar. Sambil menendang-nendang bagian yang kuat -agar tidak terjadi kerusakan yang bisa menjerat mereka.
Akankah MA mengabulkan permintaan Imran Khan itu? Rasanya sulit. Mesti mereka diusung partai, tapi rakyat memilih mereka sebagai perorangan. Berdasar suara terbanyak pula. Tidak seperti zaman Orde Baru: mencoblos tanda gambar partai.
Imran seperti salah langkah berkali-kali. Ia memang membuat langkah baru untuk memperbaiki kesalahan langkah lama tapi justru menambah kesalahan.
Misalnya ini: anggota DPR dari partainya tidak hanya disuruh WO. Yakni di pemungutan suara untuk menjatuhkan dirinya. Imran sekaligus minta mereka untuk mengundurkan diri dari keanggotaan DPR.
Melihat langkah itu, partai oposisi –sekarang menjadi partai pemerintah– tentu cuek bebek. Justru bersyukur. Maka pemerintahan Shehbaz Sharif sekarang ini tanpa oposisi sama sekali.
Itu belum pernah terjadi.