Sodorkan Data Palsu, Honorer Bisa Dipidana
jpnn.com - JAKARTA--Sanksi pidana tidak hanya diberlakukan bagi pejabat pembina kepegawaian (PPK) yang mengusulkan honorer bodong. Honorer pun tidak luput dari sanksi serupa bila kedapatan menyodorkan data palsu.
Menurut Kabag Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Tumpak Hutabarat, pemberlakuan sanksi pidana sangat jelas termuat dalam lampiran dua Surat Kepala BKN Nomor: K.26-30/V.23-4/99. Di mana disebutkan apabila ada honorer yang dengan sengaja memberikan data palsu, maka yang bersangkutan harus bertanggung jawab dan dapat diberikan sanksi baik secara administratif maupun pidana.
"Kita harus adil dalam menanggapi data siluman. Yang menyodorkan data palsu dan mengesahkan data palsu harus diberikan sanksi," tegas Tumpak yang dihubungi, Rabu (5/3).
Saat ini proses verifikasi tengah berjalan, itu sebabnya ini kesempatan bagi PPK untuk menelisik benar-benar data yang disodorkan honorer K2. Begitu juga honorer K2 maupun masyarakat dapat memantau dan memberikan bukti-bukti akurat bila peserta yang lulus itu ternyata palsu.
"Masyarakat bisa melaporkan pengaduan melalui laman resmi BKN di www.bkn.go.id apabila ditemukan indikasi pemalsuan data honorer. Prinsipnya pemerintah tidak akan gegabah dalam menerbitkan NIP," ucapnya.
Modus pemalsuan data, tambah Tumpak, didominasi pada penerbitan SK palsu. Honorer yang bekerja di atas 2005, dipalsukan SK-nya menjadi 1 Januari 2005 atau 2004. Ironisnya, pemalsuan ini ikut melibatkan kepala daerah. (esy/jpnn)
JAKARTA--Sanksi pidana tidak hanya diberlakukan bagi pejabat pembina kepegawaian (PPK) yang mengusulkan honorer bodong. Honorer pun tidak luput dari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pj Gubernur PBD Ingatkan ASN Agar Tidak Bermental Seperti Bos yang Minta Dilayani
- Sampaikan Orasi Ilmiah di Untirta, Mendes PDT Minta Sarjana Balik ke Desa
- Prabowo Tegaskan Indonesia Mendukung Perdagangan Terbuka dan Adil
- Mentras Iftitah Bersilaturahmi ke Eks Mentrans AM Hendropriyono
- Ini Upaya Propan Raya dan LPJK dalam Perlindungan Gedung dari Kebakaran
- Mendikdasmen Beri Sinyal Ada Regulasi Baru Penempatan Guru PPPK, Hamdalah