Soekarno Sebagai Patron Seni Jadi Topik Kuliah di Australia
Baginya seni bukan semata seni. Seni dan karya seni mampu membuka pikirannya yang lapang. Seni dan karya seni sebagai katarsis sekaligus alat perjuangan.
Oleh karena itu, Soekarno tak pernah sekalipun meninggalkan sesuatu yang kreatif hingga akhir hayatnya.
Mikke menilai kerja sama kedua kampus ini sangat penting untuk para mahasiswa. Kedua kampus yang berada dalam bidang seni humaniora ini perlu saling terus memberikan sumbangan baik bagi riset dan pemecahan masalah di dunia.
Dr. Mikke Susanto. Foto: Dokpri
Menurut Mikke, dunia industri kreatif yang berkembang makin cepat di sebuah negara adalah kasus yang sangat menarik untuk ditelaah dengan perspektif berbeda misalkan melalui pendekatan berbeda antar negara.
“Kuliah ini dapat menjadi contoh kerja sama antarlembaga pendidikan antarnegara di masa kini dan masa depan.(fri/jpnn)
Mikke Susanto diundang untuk memberi kuliah di Asia Institute, The Faculty Arts, Melbourne University Australia tentang Soekarno sebagai patron seni.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Lewat Kegiatan Ini, Mahasiswa di Jatim Diajak Memahami Peran Penting Bea Cukai