Soemardiyono, Sukses Cangkok Ginjal dengan Teknologi Laparoskopi

Bikin Sayembara, Donor Putra Sendiri

Soemardiyono, Sukses Cangkok Ginjal dengan Teknologi Laparoskopi
Soemardiyono menyampaikan testimoni setelah berhasil menjalankan operasi cangkok ginjal dengan teknologi laparoskopi di RSCM. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Yon menduga, kualitas kinerja ginjalnya menurun karena selama main golf tidak bisa dilepaskan dengan konsumsi air penambah stamina atau energi. "Sudah umum itu. Pemain golf minum air putih dan minuman energi," kata dia.

 

Dengan kondisi fungsi ginjal yang hampir habis itu, mau tidak mau, Yon harus rutin cuci darah. Dia sempat menjalani cuci darah selama tujuh bulan berturut-turut. Dalam sepekan, dia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta untuk dua kali cuci darah. Setiap Senin dan Kamis.

 

Tidak mau terus bergantung kepada cuci darah, dia akhirnya memutuskan cangkok ginjal. Keputusan itu dilatarbelakangi kondisi teman Yon yang terus menurun meski sudah bertahun-tahun cuci darah. "Saya putuskan untuk cangkok ginjal saja," ucap Yon.

 

Awalnya, dia ingin melakukan cangkok ginjal di Tiongkok. Dia bahkan sudah mengontak sejumlah rumah sakit dan klinik di Negeri Tirai Bambu itu. Bapak tujuh anak tersebut juga sudah menyiapkan biaya sekitar Rp 600 juta. Uang itu, antara lain, akan digunakan untuk biaya dokter, perawatan, kompensasi donor, dan akomodasi selama di Tiongkok.

Baru enam orang yang berhasil melakoni cangkok ginjal dengan teknologi laparoskopi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Salah seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News