Soemardiyono, Sukses Cangkok Ginjal dengan Teknologi Laparoskopi

Bikin Sayembara, Donor Putra Sendiri

Soemardiyono, Sukses Cangkok Ginjal dengan Teknologi Laparoskopi
Soemardiyono menyampaikan testimoni setelah berhasil menjalankan operasi cangkok ginjal dengan teknologi laparoskopi di RSCM. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Hingga menjelang eksekusi, Yon akhirnya mengurungkan niatnya cangkok ginjal di Tiongkok. Alasannya, anak-anaknya keberatan. Mereka khawatir dengan sistem mendapatkan ginjal di Tiongkok. "Keluarga khawatir karena tidak ada kejelasan siapa donor yang ginjalnya akan dipasang ke tubuh saya," ucapnya.

 

Batal ke Tiongkok, Yon melirik Singapura. Ongkosnya memang lebih mahal. Sekitar Rp 1 miliar. "Ini sudah termasuk kompensasi donor ginjal," katanya. Tetapi, upaya itu batal dilakukan karena tidak ada kejelasan donor ginjal untuk Yon.

 

Di tengah kegalauan, Yon mencari rumah sakit dalam negeri yang bisa menangani cangkok ginjal. Pilihannya adalah RSCM dan sebuah rumah sakit swasta di Cikini. Pilihan akhirnya jatuh ke RSCM. "Sebagai rumah sakit negara, saya kira tempatnya kumuh. Ternyata bersih dan bagus," tutur Yon tentang RSCM.

 

Dia sejatinya ingin mendapat ginjal dari donor di luar keluarga. Tapi, tidak mudah mendapatkan itu. Yon pun menggelar sayembara pengecekan darah untuk anak dan menantunya.

Baru enam orang yang berhasil melakoni cangkok ginjal dengan teknologi laparoskopi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Salah seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News