Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang
Laki-laki kelahiran 22 September 1921 ini Ketua Besar Pemuda Republik Indonesia (PRI). Dan Bung Tomo yang melegenda itu Ketua Bidang Penerangan PRI.
Sedikit banyak Anda tentu pernah mendengar peristiwa fenomenal, ketika rakyat Surabaya berombong-rombong menyerbu Hotel Orange (kini Hotel Majapahit di Jl. Tunjungan--red), menurunkan bendera Belanda, merobek warna birunya. Lantas mengibarkan merah putih.
Saat memimpin aksi itu, Soemarsono berusia 24 tahun.
Sepak terjangnya mempertahankan kemerdekaan proklamasi Agustus 1945, membuat Brigadir Jendral Mallaby, pimpinan tentara Sekutu kewalahan.
Ibarat orang bertinju, pemuda yang dipimpinnya berhasil memukul mundur pasukan Sekutu sampai ke pojok ring.
Setelah Indonesia merdeka, Soemarsono mengusulkan tanggal 10 November ditetapkan jadi Hari Pahlawan. Dan langsung disetujui Bung Karno.
Secara resmi, Bung Karno juga pernah memberinya pangkat mayor jenderal (tituler). Tahun 1948 ketika meletus peristiwa Madiun Affair, ayah dari 6 anak ini menjabat posisi Gubernur Militer Madiun.
Ulah zaman membuat hidupnya banyak dihabiskan di balik terali besi. Tokoh PKI bawah tanah ini keluar masuk penjara sekitar tujuh kali.
Lepas dari penjara Orba, beliau angkat kaki dari tanah air dan memilih menetap di Sydney. Bekewarganegaraan Australia hingga tutup usia.
Tak hanya memimpin perang 1945 di Surabaya, dia-lah yang mengusulkan 10 November jadi Hari Pahlawan. Soemarsono meninggal di Sydney, kemarin.
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Mengenal Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya di Hari Pahlawan
- Peringati Hari Ayah, Telkomsel Ajak Masyarakat Luangkan Waktu Telepon Orang Tua
- Pj Gubernur Kaltim: Konteks Pahlawan Tidak Akan Pernah Mati
- Dharma Pongrekun Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan untuk Selamatkan Jakarta
- Pimpin Peringatan Hari Pahlawan, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Antoninho Berikan Penghargaan Kepada Prajurit Berprestasi