Soemarsono, Si Pengusul 10 November Hari Pahlawan Berpulang
Dari caranya bertutur tak sedikitpun terbesit agar dirinya diakui sebagai pahlawan. Dia bercerita layaknya seorang kakek mengantar tidur cucunya.
Waktu itu, di usia 90 tahun, Soemarsono masih terlihat gagah. Semangat 45 masih melekat di dirinya, yakni semangat lebih memikirkan kepentingan bangsa ketimbang kepentingan pribadi. Dia tak butuh dianugerahi gelar pahlawan.
Pepatah "setinggi-tinggi terbang bangau akhirnya ke pelimbahan jua" atau pun "hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri" berlaku bagi Soemarsono.
Dulu, setiap libur musim dingin dia senantiasa menyempatkan diri menyambangi Indonesia. Mengunjungi anak-anak dan melepas rindu pada tanah air. “Saya cinta Indonesia,” katanya. (wow/jpnn)
Tak hanya memimpin perang 1945 di Surabaya, dia-lah yang mengusulkan 10 November jadi Hari Pahlawan. Soemarsono meninggal di Sydney, kemarin.
Redaktur & Reporter : Wenri
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Mengenal Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya di Hari Pahlawan
- Peringati Hari Ayah, Telkomsel Ajak Masyarakat Luangkan Waktu Telepon Orang Tua
- Pj Gubernur Kaltim: Konteks Pahlawan Tidak Akan Pernah Mati
- Dharma Pongrekun Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan untuk Selamatkan Jakarta
- Pimpin Peringatan Hari Pahlawan, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Antoninho Berikan Penghargaan Kepada Prajurit Berprestasi