Soempah Pemoeda
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pada 1965, Singapura dipaksa untuk memisahkan diri dari Malaysia setelah upaya untuk membentuk negara Federasi Malaysia tidak menemui titik kesamaan.
Pemimpin Malaysia Tengku Abdur Rahman tidak menghendaki Singapura yang mayoritas China merusak dominasi ras Melayu di Malaysia.
Jika Singapura bergabung dengan Malaysia dalam sebuah federasi maka jumulah ras Melayu dengan China kurang lebih akan seimbang.
Kecurigaan rasial yang mendalam antara Melayu dengan China melahirkan banyak kerusuhan komunal yang membawa banyak korban nyawa.
Pemimpin Singapura Lee Kuan Yew bersikeras menggabungkan Singapura ke dalam Federasi Malaysia karena posisi geografis Singapura yang rentan karena tidak mempunyai cukup sumber daya alam untuk menopang hidup.
Akan tetapi, kecurigaan rasial antara Melayu dan China begitu lebar sehingga terlihat mustahil untuk dipersatukan.
Keputusan untuk berpisah pun menjadi keputusan terbaik. Malaysia memutuskan berjalan sendiri sebagai negara merdeka tanpa Singapura.
Malaysia memperkuat identitas nasionalnya sebagai bangsa Melayu berbahasa Melayu dan beragama Islam.
Salah satu unsur penting dalam Sumpah Pemuda adalah ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Berbahasa satu bahasa Indonesia.
- Kabur ke Singapura, Ted Sioeng Mengaku Ikuti Saran Pengacara
- Bertemu Wadubes Terrece Teo, Rusdi Kirana Dorong Kerja Sama RI-Singapura Ditingkatkan
- Churchill Jonan
- Berkas Ekstradisi Buronan Korupsi e-KTP Paulus Tannos Segera Rampung
- Paulus Tannos Buronan Korupsi e-KTP Masih Berstatus WNI
- Apa Kendala Proses Ekstradisi Paulus Tannos dari Singapura ke Indonesia