Soesilo Toer si Doktor Pemulung Sampah, Disindir Istri (3)
Soes masih tertawa lantas membisiki. ”Nah, itu. Maksudnya kolor itu soko lor. Kalau orang Blora tahu singkatan begitu. Ini sama halnya dengan dialek Moskow, ya begitu. Disingkat-singkat. Jadi agak sulit. Orang Rusia saja belum tentu bisa,” terangnya mengenai kesulitan menerjemahkan karya Gorky tersebut.
Sesulit apapun Soes menyelesaikannya tanpa beban. Dengan begitu hidupnya menjadi ringan. Dia menggambarkan dengan bernyanyi. ”Senja itu angin laut. Sepoi meniup.” Lirik itu dia bikin sendiri ketika tentara Indonesia masuk ke Timor-Timor.
Masih ingin mengalahkan kakaknya Pramoedya? Dalam bidang lain, ya. Tetapi, dalam menulis, dia menyerah. ”Kalau itu betul-betul sulit,’’ ujarnya. Pram telah menerbitkan 55 buku. Sedangkan Soesilo Toer baru 20 judul. (bersambung/ris)
Soesilo Toer, doktor pemulung sampah yang juga adik kandung sastrawan Pramoedya Ananta Toer, tetap rajin menulis hingga saat ini.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Seperti Kata Pramoedya, Menulis Adalah Bekerja untuk Keabadian
- Keluarga Pramoedya Puji Film Bumi Manusia
- Iwan Fals Sempat Takut Dipenjara Gegara Buku Bumi Manusia
- Demi Sosok Minke, Hanung Pukul Iqbaal Ramadhan
- Kata Zaskia Adya Mecca setelah Baca Novel Bumi Manusia
- Happy Salma Angkat Karya Pramoedya ke Panggung Teater