Softbank Group Mundur, Nasib IKN Bagaimana?
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira membeberkan sejumlah risiko mundurnya SoftBank dari proyek IKN Nusantara.
Menurut Bhima, mundurnya Softbank memberi sinyal kepada investor bahwa strategi perusahaan fokus pada pendanaan startup digital, bukan proyek pemerintahan.
Selain itu, ada indikasi kuat risiko politik pembangunan IKN yang cukup tinggi.
"Apalagi kegaduhan belakangan ini soal perpanjangan masa jabatan presiden membuat investor memilih wait and see," ungkap Bhima kepada JPNN, Minggu (13/3).
Bhima mengungkpakan investasi di IKN butuh kepastian jangka panjang.
"Dikhawatirkan risiko politik terkait pemilu akan membuat proyek IKN terkendala, bahkan bisa berhenti total," ungkap Bhima.
Di samping itu, faktor perang di Ukraina menambah deretan ketidakpastian global sehingga investor juga membaca risiko inflasi yang tinggi di negara maju yang akan membuat biaya pembangunan IKN naik signifikan.
Biaya itu, di antaranya besi baja dan barang material konstruksi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira membeberkan sejumlah risiko mundurnya SoftBank dari proyek IKN Nusantara.
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Segini Jumlah Nilai Investor di IKN, Angkanya Mencapai Triliun
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028