Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (1)
Terinspirasi Eropa yang Campurannya seperti Susu
Senin, 15 Desember 2008 – 08:35 WIB
Keunggulan lain formula Hafnan tersebut, jika digunakan sebagai bahan bakar, akan bisa menurunkan emisi hingga 40 persen. ’’Jika di Eropa, bisa menurunkan emisi 20 persen,’’ katanya.
Karena mampu menurunkan emisi lebih banyak, formula campuran solar dan air dianggap sebagai bahan bakar ramah lingkungan. ’’Karena itu, formula ini saya namakan solar hijau,’’ ungkapnya.
Hafnan menambahkan, solar hijau sudah dites di Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi (LMBSP) Departemen Teknik Mesin ITB pada 12–14 Juli 2005 dan 1–4 Agustus 2005. Sertifikat hasil pengujian ITB itu ditunjukkan dalam presentasi tersebut.’’Hasil tes di ITB menunjukkan bahwa pada pembakaran dengan solar hijau, terjadi penurunan emisi gas buang NOx maksimal 42 persen; CO maksimal 22,6 persen; dan opasitas maksimal 3,2 persen,’’ paparnya.
Selain itu, pada sertifikat yang ditandatangani Kepala LMBSP ITB Dr Iman K. Reksowardojo itu disebutkan bahwa penggunaan solar hijau bisa menghemat bahan bakar maksimal 12 persen pada beban mesin tinggi (80 persen). Disebutkan pula, pemakaian solar hijau tidak mengganggu kinerja mesin maupun merusak mesin.
Setelah enam tahun meneliti, Dr Ir M. Hafnan MEng akhirnya menemukan sebuah racikan zat aditif yang bisa mencampurkan solar dengan air. Formula yang
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala