Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (2-Habis)

Harus Berkali-kali Tes, Sekali Tes Rp 200 Juta

Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (2-Habis)
Solar Hijau, Bahan Bakar Alternatif Buatan Dr Hafnan setelah Penelitian Enam Tahun (2-Habis)

Merespons pendapat Lisminto, Hafnan mengatakan, perlu didiskusikan kembali tentang definisi pembakaran ideal. ”Pembakaran ideal yang menghasilkan CO2 dan H2O seperti yang disampaikan Pak Lisminto, dalam kenyataannya sangat sulit ditemui pada mesin-mesin dewasa ini, meski kondisi mesinnya masih baru sekali pun. Karena itu, hanya ada pada tataran teoretis,” terangnya. Itu terjadi karena sangat terkait dengan mutu bahan bakar.

Pembakaran ideal, kata Hafnan, bahan bakarnya harus mengandung O2 (oksigen) yang cukup. ”Padalah, bahan bakar yang ada sekarang, hampir tak ada yang mengandung O2, tapi memang mudah mengikat O2,” katanya.

Dari sinilah, solar hijau bisa dimanfaatkan. ”Temuan saya ini prinsipnya adalah men-treatment bahan bakar,” katanya.

Meski demikian, Hafnan tetap menghargai pendapat Lisminto. ”Saya siap mempresentasikan solar hijau di depan para ahli agar saya bisa menerima masukan sebanyak-banyaknya,” kata dosen combustion engine (pembakaran mesin) di Universitas Trisakti itu.

Ada yang sangat yakin, solar hijau bisa menjadi bahan bakar alternatif yang lebih memiliki nilai ekonomis. Tapi, ada juga yang masih meragukan. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News