Solar Langka, Nelayan Tarakan Menjerit
Jumat, 07 Desember 2012 – 12:13 WIB

Solar Langka, Nelayan Tarakan Menjerit
Untuk itu, pihaknya mendesak DKP untuk mengambil sikap dalam mengatasi persoalan kelangkaan BBM untuk nelayan. “Kita butuh penanganan khusus dari pemerintah,” cetus Rustan.
Baca Juga:
Alasan kelangkaan di SPBB misalnya, ungkap Rustan, disebabkan keterlambatan pengisian yang dilakukan pihak Pertamina. Selain itu, BBM yang diperuntukkan bagi nelayan melalui SPBB, saat ini terbentur masalah administrasi. “Nah persoalan ini seharusnya disikapi oleh DKP, kan itu barang subsidi. Kalau pemerintah mau, saya kira tidak ada masalah,” katanya. Jika hal tersebut terus dibiarkan, dampak yang dirasakan para nelayan tak kunjung selesai.
Kebutuhan BBM untuk nelayan tergantung pasang surut air laut. Jika musim air surut seperti sekarang ini, 90 persen solar dimanfaatkan nelayan sebagai bahan bakar transportasinya, sisanya dari jenis bensin. Sebaliknya, bila air pasang rata-rata menggunakan bensin atau premium. “Kalau bensin masih bisa kami dapatkan meski terkadang sulit dan bersaing dengan speedboat,” ucapnya.
Biasanya, penjualan BBM di SPBB hanya berlangsung selama 3 hari. Ironisnya, di saat nelayan membutuhkan, selalu habis. Begitu juga di sejumlah pangkalan BBM yang ada di perairan Tarakan. “Selama ini nelayan mencari sendiri di SPBB, pangkalan maupun APMS. Tapi di APMS dibatasi 50 liter, sementara nelayan selalu membutuhkn 200 hingga 300 liter untuk kebutuhan melaut selama seminggu,” jelas Rustan.
TARAKAN – Ketua Persatuan Nelayan Kecil (PNK) Kota Tarakan, Rustan mengatakan bahwa sepekan terakhir ini BBM jenis Solar kembali langka. Akibatnya,
BERITA TERKAIT
- Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter
- Geger Mayat Tanpa Identitas di Lampung Selatan, Ini Ciri-cirinya
- Kirab Mahkota Binokasih Warnai Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor
- Dilaporkan ke Polda Jateng, Bambang Wuragil Dituduh Telantarkan Anak
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki