Solar Langka di Jatim, Indonesia Mulai Krisis Energi?
![Solar Langka di Jatim, Indonesia Mulai Krisis Energi?](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2020/05/05/IMG_20200505_121831.jpg)
Pasalnya, dia biasanya rata-rata membutuhkan 125 liter solar dengan menggunakan kapal dibawah 8 gron ton (GT) dengan sepekan melaut.
"Jika dihitung lima hari nelayan tak melaut, kerugian mencapai Rp 5 juta hingga Rp7,5 juta. Kalau begini terus bisa-bisa kami tidak mempunyai penghasilan," katanya, mengeluh.
Dia berharap pemerintah memberikan solusi secepatnya, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga setiap harinya.
"Saya hanya bisa pasrah mas, dan berharap ada solusi terhadap kelangkaan solar," tuturnya.
Nelayan lain yang mengalami hal serupa adalah Nur Qomari. Nelayan petambak itu mengakui solar sulit didapat dalam beberapa hari terakhir.
Qomari mengakui bahwa sempat mengantre bersama nelayan lain di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Golokan Sidayu, Kabupaten Gresik.
Antrean panjang itu dilakukan karena mendengar sulitnya solar didapat, sehingga dia bersama nelayan lain terpaksa berduyun-duyun ke SPBU tersebut untuk mengantre.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani mengaku telah menerjunkan tim di lapangan.
Nelayan mulai pasrah karena solar langka di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jatim, seperti Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
- PPUU DPD RI Lakukan Kunjungan Kerja di Jatim, Nih Agendanya
- Adhy Karyono Tetapkan Status Darurat Penyakit Mulut dan Kuku di Jatim, Sampai Kapan?
- Perahu Nelayan Dihantam Ombak di Perairan Utara Karawang, Satu Orang Meninggal Dunia
- TNI AL Bersama Instansi Maritim dan Masyarakat Nelayan Membongkar Pagar Laut
- Nelayan Sukawali Tak Masalah Ada Pagar Laut di Kampungnya
- Pagar Laut Merugikan Rakyat, Pemerintahan Era Jokowi Harus Bertanggung Jawab