Solid State
Oleh: Dahlan Iskan
Di PENS yang lalu, saya juga memperkirakan Jepang masih menimbang-nimbang: kalaupun akhirnya memilih baterai, tetapi baterai yang seperti apa.
Anda pun sudah tahu, para peneliti sangat gigih bersaing. Antara peneliti lithium dan solid state. Mana yang akan unggul.
Untuk sementara lithium unggul. Pemakaian lithium meluas nyaris memonopoli. Tetapi para peneliti solid state tidak mau menyerah. Memang mereka kalah di start, tetapi akan unggul di finis.
Dan Toyota akhirnya mengumumkan pilihannya: pakai baterai solid state. Tidak pakai bahan likuid, tidak pakai lithium, dan tidak pakai nikel.
Tidak akan ada ancaman kebakaran. Secara fisik pun lebih ringan. Lebih kecil. Kapasitasnya lebih besar.
Toyota akan langsung masuk pasar dengan jaminan satu kali charging bisa untuk 1000 km. Bisa untuk Jakarta-Surabaya.
Kalau pun harus charging di tengah jalan tidak merepotkan. Cukup 10 menit atau kurang. Itulah keunggulan solid state.
Jepang, Toyota, memilihnya tidak hanya karena itu. Jepang tidak mau tergantung pada ketersediaan bahan baku. Dengan memilih solid state Jepang tidak bisa didikte Tiongkok.