Solidaritas Merosot, Kriminalitas Melonjak
Kamis, 10 November 2011 – 14:58 WIB
JAKARTA - Hari Pahlawan merupakan saat yang tepat untuk belajar tentang solidaritas. Pada peristiwa di Surabaya tahun 1945 itu, arek-arek Suroboyo turun ke jalan, menyabung nyawa, menunjukkan solidaritas untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Nachrowi Ramli menjelaskan, Jakarta kini telah berubah menjadi kota megapolitan dengan penduduk 30 juta jiwa. Lantaran tanpa perencanaan, kepadatan penduduk memunculkan kemacetan yang mengakibatkan waktu masyarakat habis di jalan, dan tekanan ekonomi telah melemahkan solidaritas sosial.
Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) , Mayjen (Purn) H. Nachrowi Ramli menilai, kondisi sebaliknya malah terjadi sekarang. Solidaritas kini menjadi barang yang amat mahal, apalagi di Jakarta. Orang semakin tidak peduli dengan lingkungan, bahkan enggan mengulurkan tangan jika ada orang kesulitan. Kriminalitas yang tinggi di Jakarta telah merampas modal sosial warga berupa solidaritas.
Baca Juga:
Meroketnya kriminalitas di Jakarta merupakan akibat tiadanya perencanaan kota Jakarta. Statistik Polda Metro Jaya menunjukkan sampai September 2011 terjadi 53 kali pembunuhan atau rata-rata enam kejadian per bulan. Sementara, pada periode yang sama, tindak penganiyaan berat meroket hingga lebih dari 1.400 kasus.
Baca Juga:
JAKARTA - Hari Pahlawan merupakan saat yang tepat untuk belajar tentang solidaritas. Pada peristiwa di Surabaya tahun 1945 itu, arek-arek Suroboyo
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS