Solusi Dana Cekak tapi Petualangan Liar Tetap Lancar

Solusi Dana Cekak tapi Petualangan Liar Tetap Lancar
PERSONAL: Sita (dua dari kiri) dan keluarga saat pendakian ke Gunung Gede bersama traveler yang menginap di rumahnya, Will dari Reunion Island. Foto: Sita for Jawa Pos

Tidak jarang Saski dan Sita, keduanya terdaftar di Airbnb, membantu tamunya untuk merencanakan perjalanan wisata serta memberikan info yang bersifat sangat lokal. Sita juga menambahkan, kebanyakan peminat hosting house adalah wisatawan asing. ’’Mereka memang mencari interaksi dengan host, kekeluargaan, dan bertetangga, serta cultural understanding,’’ ungkap Sita.

Bagi konsultan hukum dan investor saham itu, menjadi hosting termasuk juga seorang diplomat. Karena mereka, kesan pertama bagaimana Indonesia dilihat. Sita pernah mendapatkan pasangan Amerika yang sangat terkejut.

’’Bagi sebagian besar orang Amerika, hidup di Indonesia bersama muslim itu pasti berbahaya. Ketika tinggal dengan kami seminggu, betapa mereka tercengang dengan keramahan kita sebagai muslim, sangat beda dengan apa yang mereka dengar di Barat,’’ paparnya.

Contoh keakraban lainnya, Sita suka yoga bareng tamunya yang hobi yoga atau pergi ke spa bersama tamu perempuan. ’’Karena konsepnya hosting, kami tuan rumah. Mereka memperlakukan kami seperti teman, bukan pelayan,’’ jelasnya.

Pertemanan yang terjalin dengan para tamu tidak berakhir saat sewa kamar selesai. ’’Sampai sekarang, banyak yang suka kontak-kontakan. Bahkan, dulu ada orang Prancis yang akhirnya menetap di Surabaya sering ngajak ngopi bareng,’’ cerita Saski.

Tamu-tamu Sita pun sering mengirimi kartu pos dan benda-benda khas asal negaranya. ’’Zaman sekarang pakai kartu pos? Bukankah itu sesuatu yang menyentuh sekali,’’ katanya.

Selain menambah teman dan pengalaman, penghasilan ekstra yang didapat begitu signifikan. ’’Awalnya, aku tahu konsep ini dari temanku yang tinggal di Belanda. Dia sewakan kamarnya kira-kira bisa 14 hari sebulan dengan cost 80 Euro per malam. Ini kan exstracost yang tidak terduga sebelumnya,’’ ungkap Saski.

Bagaimana keamanannya, bukankah yang ditampung adalah orang-orang asing? Dengan platform online, pemilik rumah ternyata bisa lebih mudah menyeleksi tamunya. ’’We can always say no. Jadi, kita bisa melacak media sosialnya dulu, dari situ pasti kelihatan. Kita pun berkomunikasi sebelum dia datang,’’ jelas Saski, interior stylist, itu.

TRAVELING dengan akomodasi menginap di rumah penduduk lokal memang sudah lama ada. Tetapi, bebas memilih sesuai dengan budget dan gaya hidup baru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News