Solusi Transportasi Aman dan Efisien untuk Siswa di BSD

Solusi Transportasi Aman dan Efisien untuk Siswa di BSD
Setyoko dan Merry Mardianti, mahasiswa Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Pancasila. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan populasi di BSD, Tangerang mendorong pesatnya perkembangan infrastruktur transportasi dan pendidikan. Namun, di balik kemajuan tersebut, muncul tantangan dalam menciptakan sistem transportasi yang aman dan efisien bagi siswa. Tingginya biaya transportasi menjadi salah satu kendala utama yang mempengaruhi pengeluaran pendidikan keluarga di kawasan hunian elite ini.

Setyoko dan Merry Mardianti, mahasiswa Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Pancasila, transportasi dan pendidikan adalah dua aspek yang saling berkesinambungan dalam kehidupan manusia.

“Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di BSD, dibutuhkan sistem transportasi yang berkelanjutan untuk menjamin keamanan dan kesehatan siswa. Hal ini juga berdampak pada kemajuan ekonomi daerah melalui sektor pendidikan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Minggu (16/2).

Di kawasan BSD, Tangerang, biaya transportasi harian untuk siswa berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per hari jika menggunakan angkutan umum seperti angkot atau bus. Bagi yang menggunakan ojek online, biaya transportasi harian bisa mencapai Rp30 ribu hingga Rp60 ribu. Sementara itu, pengguna kendaraan pribadi diperkirakan mengeluarkan biaya sebesar Rp15 ribu hingga Rp30 ribu per hari untuk bahan bakar, parkir, dan perawatan kendaraan. Dengan demikian, pengeluaran transportasi bulanan per siswa dapat mencapai Rp300 ribu hingga Rp600 ribu.

Tidak hanya biaya transportasi, kebijakan zonasi sekolah juga menjadi tantangan tersendiri bagi siswa di BSD. Zonasi yang diharapkan mempermudah akses ke sekolah justru menyulitkan siswa yang tinggal di luar zona utama. Orang tua harus mempertimbangkan biaya dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

Wahyu Dewanto, GradDipEnvPlg, menjelaskan bahwa lokasi sekolah sangat memengaruhi efisiensi transportasi. Orang tua cenderung memilih sekolah yang mudah dijangkau untuk menghemat waktu dan biaya. Oleh karena itu, diperlukan solusi transportasi yang terintegrasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Integrated Transportation System (ITS).

Ia menambahkan bahwa solusi transportasi yang efektif perlu mempertimbangkan jangkauan, biaya, keamanan, dan efisiensi rute. Sistem transportasi yang optimal harus terintegrasi dengan transportasi publik serta mempertimbangkan mobilitas ramah lingkungan.

Merry menyarankan penyediaan bus antar-jemput sekolah sebagai langkah awal untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Setyoko dan Merry Mardianti, mahasiswa Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Pancasila, transportasi dan pendidikan adalah dua aspek.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News