Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing

Koman Perlindungan Anak : Tuding Pernyataan Nuh Kriminalisasi Anak

Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing
Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing
Melihat banyaknya contekan saat itu, Abrary sempat melapor ke pengawas. Sayang, dia malah dimusuhi teman-temannya sekelas. Bentuk permusuhan itu adalah, dia dikucilkan dan sempat disoraki. Sementara para pengawas itu, menurut Abrary seakan menutup mata. Ujian dengan sontekan tetap berjalan.

Setelah hari pertama ujian selesai, Abrary pulang dijemput Winda. Dalam perjalanan, Abrary sempat menghela nafas panjang. Winda pun curiga. Saat dicecar, akhirnya Abrary bertutur jika di kelasnya tepat ia ujian, telah terjadi sontekan masal. Winda tidak terima. Pada hari kedua, dia nekat masuk sekolahan membawa handycam untuk merekam proses ujian. Akibatnya, sontek masal hari kedua dan ketiga tidak terjadi.

Asisten Kesra Mara Oloan menjelaskan, memang laporan sontek masal sudah ia tampung. Tapi, tidak bisa serta merta menjatuhkan sanksi. Baik itu untuk guru, kepala sekolah, atau proses ujiannya sendiri. "Kami harus melakukan investigasi. Supaya mendapatkan data yang komperhensif," tandasnya.

Sementara itu, Waka Dispendik DKI Jakarta Agus menjelaskan, memang pihaknya sudah sejak Mei mendapatkan informasi pengaduan adanya sontekan masal. Bahkan, dia juga tidak menampik sudah ada oknum guru SDN 06 Petang Pesanggrahan yang mengakui ada pengondisian sontekan masal. "Tapi sikap kami tetap menunggu hasil investigasi," kata dia.

JAKARTA - Surabaya dan Jakarta besaing dalam kasus sontekan masal Ujian Nasional (Unas) SD Mei lalu. Jika Surabaya sudah dijatuhkan sanksi kepada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News