Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing

Koman Perlindungan Anak : Tuding Pernyataan Nuh Kriminalisasi Anak

Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing
Sontekan Masal Unas, Surabaya-Jakarta Bersaing
Arist mengatakan, Nuh hanya berpandangan jika pola jawaban yang kesamaannya sekitar 50 persen tidak terjadi sontekan masal. Semua kan sudah tahu, Aam mengaku hanya memberikan sontekan 40 persen saja. "Satu butir soal saja yang diberikan ke teman yang lain, itu sudah sontekan masal," jelas aktivis berkacamata itu.

Di bagian lain, Koordinator Koalisi Pendidikan Lody Paat mengatakan kasus sontekan masal di Surabaya dan Jakarta bukan persoalan baru. Dia menyebut, kasus serupa sudah muncul sejak 2003. Tapatnya, setelah muncuk kebijakan ujian akhir negara (UAN) yang sekarang berganti menjadi Unas. "Laporan ada guru yang mengkondisikan siswa untuk memberi jawaban itu sudah tidak asing," tandasnya.

Diantara kasus yang terekan Lody muncul pada 2006 lalu. Kasus itu muncul di sebuah SMK di Kota Cilegon, Banten. Lody menjelaskan, berdasarkan pengakuan Kamal, salah satu guru di SMK tersebut, ada siswa yang dihajar oleh oknum guru di sekoalah itu. Pasalnya, siswa tadi mengadu ke kepala sekolah jika ada upaya sontekan masal melalui HP.

Dengan kondisi-kondisi ini, Lody mengatakan kasus sontekan masal tahun ini sudah menggila. Yaitu, sudah terjadi di lingkungan pendidikan dasar. Padahal, pendidikan dasar itu tempat untuk menyemai karakter siswa.

JAKARTA - Surabaya dan Jakarta besaing dalam kasus sontekan masal Ujian Nasional (Unas) SD Mei lalu. Jika Surabaya sudah dijatuhkan sanksi kepada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News