Sopir di Arab Saudi Bantu Jurnalis Yahudi Masuk Makkah, Ini Akibatnya
jpnn.com, JEDDAH - Otoritas Arab Saudi menangkap seorang sopir yang membantu jurnalis Israel memasuki Makkah.
Pengemudi warga negara Arab Saudi itu disewa Gil Tamary yang bekerja untuk Channel 13, sebuah stasiun televisi yang bermarkas di Tel Aviv, Israel.
Tamary memasuki Arab Saudi setelah mengantongi izin untuk meliput kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Syahdan, jurnalis nonmuslim itu masuk ke Makkah dan naik ke Jabal Rahmah saat umat Islam sedang melaksanakan wukuf di Arafah.
Dalam tayangan Channel 13 yang berbahasa Ibrani, Tamary mengatakan nonmuslim dilarang memasuki Makkah. Namun, dia bisa mengakali larangan itu dengan bantuan sopir yang beragama Islam.
Tamary menegaskan sopirnya tidak mengetahui bahwa dia nonmuslim. Jurnalis berdarah Yahudi itu mengaku selalu berhati-hati dalam berbicara dan hanya menggunakan bahasa Inggris.
Walakin, otoritas Arab Saudi tidak pandang bulu. Kejaksaan Arab Saudi menyatakan semua pengunjung yang masuk ke Negeri Petrodolar itu harus menghormati dan mematuhi Masjidilharam maupun tempat-tempat suci lainnya.
“Pelanggaran semacam ini dianggap sebagai kejahatan yang tidak akan ditoleransi dan hukuman yang sesuai akan diterapkan kepada pelaku sesuai aturan yang sesuai,” ujar juru bicara Kejaksaan Arab Saudi, Jumat (22/7).
Ternyata ulah Tamary juga membuat otoritas Israel geram. Menteri Kerja Sama Regional Israel Esawi Frej menyebut ulah Tamary merupakan tindakan bodoh.
Seorang jurnalis Israel berhasil memasuki Makkah untuk naik ke Jabal Rahmah. Apa akibatnya? Simak selengkapnya
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Erling Haaland cs Menolak Tanding Lawan Israel
- Bakal Berangkat Umrah, Chikita Meidy Punya Cara Unik Jaga Rumah Tetap Aman
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel