Sopir Taksi Maksi
Oleh Dahlan Iskan
Senin, 21 Januari 2019 – 05:00 WIB

Dahlan Iskan.
jpnn.com - “Pak Dahlan ya…?” tanya sopir taksi itu. Saat saya masuk ke Blue Bird. Di dekat rumah saya di SCBD Jakarta.
Saya tersenyum saja. Teman saya yang menegaskan.
“Betul,” ujar Achmad Jauhar, teman saya itu.
Ia ketua harian pengurus pusat Serikat Penerbit Pers. Yang dulu bernama Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS). Yang saya ketua umumnya. Sejak 15 tahun lalu. Sampai bulan depan.
“Saya pernah naik pesawat bersama bapak,” ujarnya. Sambil mulai menginjak gas.
Saya mulai curiga. Siapa ia. Saya lihat namanya. Di dashboard taksinya: Ali Ismail Irfan.
Tapi nama itu tidak membantu saya ingat apa-apa. Saya cari akal untuk mengetahui siapa Irfan.
“Waktu naik pesawat itu Anda dari mana?” tanya saya.
Sopir taksi itu merasa sudah punya banyak emas dan berlian. Emas itu adalah tiga anaknya yang pintar-pintar. Berlian itu adalah ibunya. Yang kini tinggal bersamanya di Cilangkap, Jakarta.
BERITA TERKAIT
- Soal Band Sukatani, Rampai Nusantara Menilai Kapolri Sangat Terbuka dengan Kritik
- Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi, Tessa Bilang Begini
- Solek Cleopatra
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Bendera PSI Perorangan Berkibar di Sejumlah Ruas Jalan Jakarta
- Respons Ketua KPK soal Desakan Hasto agar Memeriksa Keluarga Jokowi